Fan Fiction: My Sleeping Beauty part 2

Author  : Me

Title        : Jaljayo, My Sleeping B2uty

Genre    : Romance

Cast        : Lee Gi Kwang (beast), kim min young (you), kim heechul (superjunior), jo twins (boyfriend)

“good morniiiiing”, sapa ku dengan semangat pada semua orang di rumah yang baru saja bangun tidur. Aku menyuruh youngmin kwangmin mandi dan makan sebelum berangkat sekolah, eomma sudah berangkat ke panti sedangkan heechul oppa masih pulas di kamar ku. Kalau orang normal tidur di kamarku pasti tidak akan pernah bangun kalau tidak di bangunkan. Aku membangunkan oppa, tidak tega sebenarnya karena aku dia tidur jam 4 pagi dan baru jam 9 sudah kubangunkan. Apa boleh buat karena dari tadi manajernya sudah berkali-kali telepon.

“oppa..ireona. ya palli”,

“huh? Jam berapa sekarang”, tanyanya dengan setengah nyawa

“jam 9”, jawabku singkat

“mwo? Ah jinjja! Aku harus ke stasiun tv!”, oppa langsung loncat dari tempat tidur ku “aku terlalu nyenyak karna kasurmu ini aiisssh” lanjutnya. Aku membuat kimbap pagi ini, semuanya sudah ku siapkan bekal makan pagi dan siang untuk si kembar dan juga oppa.

“bawa ini.. youngmin kwangmin! Habis pulang sekolah langsung pulang kerumah! Arrasso?”, ucap ku dengan mata sinis.

“kita memang selalu pulang ke rumah kok, emangnya pulang kemana lagi?”, kata youngmin meledek ku kemudian pergi. Aissh awas saja kalau kalian keliatan sedang pacaran lagi kali ini akan ku bilang eomma.

Setelah rumah kosong aku pergi ke sanggar yoga ku. Bagi para pengidap penyakit insomnia dengan rajin beryoga tiap hari akan membuat pikiran kita menjadi tenang tidak yang mempengaruhi kita untuk sulit tidur.

“annyeonghaseyo ajussi, ajuma, eonni, oppa!”, sapaku untuk semua orang yang ada di sanggar. Aku adalah seorang magnae di sanggar ini. usia yang paling dekat dengan ku adalah hera eonni hanya berbeda 3 tahun dengan ku dan dia juga yang paling dekat dengan ku.

“min young-ah. Whoa pagi ini kau ceria sekali”, kata hera sambil menyikut lenganku

“mood ku sedang baik hari ini”, aku sambil senyam senyum. Aku pergi keruang loker untuk menyimpan jaket dan sweater ku sementara aku beryoga untuk perempuan memakai celana pendek dan jaket olahraga. Di sanggar ini ada yang seperti tidak biasanya, banyak orang-orang dan kamera

“hera-ya, ada apa ini? banyak sekali orang dan kamera”, tanya ku paa hera.

“oh sebentar lagi akan ada acara off air variety show baru”, jawab hera dengan penuh semangat. Variety show baru? Ah aku tidak suka acara tv seperti itu aku tidak pernah nonton veriety show dengan judul apapun sebelumnya, sekalipun pengisi acara atau bintang tamunya itu heechul oppa sendiri aku tidak pernah menontonnya.

Acara variety show akan di mulai berbarengan dengan praktek beryoga kali ini. oh ternyata ini variety show khusus membahas tentang kesehatan dan edisinya kali ini adalah yoga dan katanya ini episode pertama. Cukup menarik.

“min young-ah! Ehem aku udah cantik belum? Udah rapih belum?”,  tanya hera sambil senyam senyum.

“kau ini! memangnya mau ngapain?”,

“nanti selain guru pembimbing kita ada salah seorang dari kita yang nantinya akan diwawancarai!”, hera dengan semangatnya. Ternyata hera eonni ini ingin sekali diwawancarai. “Kedengarannya tambah menarik lagi jika aku yang diwawancarai” ucapku dalam hati sambil mengeluarkan suara batuk kecil.

“kenapa kau tiak jawab? Kau juga mau diwawancarai ya? Andwae!”, serunya. Dia memang tahu isi hati seseorang.

“kalau aku yang diwawancarai, aku akan bisa bertatapan wajah dengan dekat dengan pembawa acaranya kan…?”, sepertinya hera mulai mengkhayal. Baru aku ingin bertanya kepada hera siapa pembawa acaranya, guru pembimbing yoga kami park moon ajussi sudah datang kehalaman bersama dengan seorang namja muda membawa microphone bertulis “Healty for Healt” yang sepertinya familiar di mataku. Saat si namja melontarkan senyuman para wanita maupun pria yang usianya diatasku langsung terpana.

“annyeonghaseo modu, khusus hari ini kita kedatangan tamu dari salah satu stasiun tv untuk sebuah acara variety show. Selama 20menit mereka akan merekam kita semua yang sedang beryoga. Sebelumnya saya akan memperkenalkan sang pembawa acara disamping saya ini bernama lee gikwang”, sekilas pembukaan dari park moon ajussi.

“ne. annyeonghaseo je ireumeun lee gikwang imnida. Selama acara variety show saya berlangsung saya mohon bimbingannya. Karena acara ini tidak disiarkan secara langsung dan episode pertama aku harap hasilnya akan sangat memuaskan”, sambut gikwang yang kemudian disambut dengan senyumannya. Tapi nugu-ya? Gikwang? Aku kembali teringat paa kejadian kemarin saat aku meneriakkan namanya di lift. Ah dia namja yang tidak sengaja terkena semburan sodaku. aku mulai terancam, tapi sepertinya dia tidak mengenaliku karna rambutku yang kali ini aku kuncir kuda.

“ya..k, sekarang kita mulai”, instruksi dari park moon ajussi untuk memulai yoga hari ini dan juga acara variety shownya. Aku pun duduk bersila, memejamkan mataku dan mengambil napas panjang dari udara luar yang hari ini sangat sejuk.

Setelah ku membuka acara di depan kamera sekarang saatnya para cameramen merekam kegiatan yoga mereka. Tadi itu aku sangat gugup karena ini pertama kalinya aku menjadi mc di variety show ku yang terbaru pula. Sementara kamera merekam, sembari aku melihat sekeliling suasana. Tempat ini sangat bagus untuk beryoga, udaranya sangat bersih dan sejuk karna jauh dari jalan raya dan banyak pohon-pohon yang tinggi didepan maupun dibelakang sanggar. Dengan melihat mereka aku ingin mengikutinya. Sepanjang mata ini memandang, aku melihat seorang yeoja cantik yang berjarak sekitar satu meter dari sudut ruangan. Wajahnya membawa ketenangan ketika sedang beryoga, tapi sepertinya aku kenal yeoja itu aku pernah bertemu dengannya. Ah! Aku ingat dia! Dia yeoja dengan air soda dan lift. Wajahku yang tadinya penuh senyuman melihat dirinya jadi berubah masam seketika. Tapi untuk apa dia disini. Aku masih ingat tempat apa ini, ini adalah sanggar yoga untuk para penderita insomnia itu artinya dia…apakah dia penderita insomnia? Sangat tidak terduga olehku. Entah kenapa perasaanku menjadi tak karuan padanya, satu sisi aku kesal dengan kejadian kemarin sekarang aku malah penasaran dengannya.

“gikwang-ah..gikwang-ah! Sebentar lagi siap ya”, bisik seorang crew yang membuat ku sadar dari lamunanku

“ah ne”, balasku. Yoga dan kegiatan ceramah kesehatan telah selesai, sebentar lagi aku akan mewawancarai salah satu dari pasien disini tapi sebelumnya aku bertanya pada park moon ajussi tentang siapa yeoja yang berkuncir kuda memakai kaos olahraga bewarna hijau duduk di sudut sana, dia adalah kim min young 18 tahun paling muda di sanggar ini penderita insomnia sejak 6 bulan yang lalu, begitu kata park moon ajussi kepadaku. Cukup mengejutkan kedengarannya bagiku, baru kutemui seorang yeoja muda penderita insomnia padahal wajahnya sangat tidak seperti orang yang mempunyai penyakit dan tekanan apapun. Aku berjalan menuju min young, dia terlihat menutup-nutupi wajahnya mungkin dia takut padaku soal kemarin padahal aku sendiri sudah lupa. Ketika sampai dihadapannya aku baru sadar, kenapa aku berjalan ketempatnya?

“annyeonghaseyo, boleh kah aku mewawancarai mu?”, tanyaku padanya

“ne? aa..aku?”, dia semakin gugup “kenapa harus aku?, yang lain saja”, lanjutnya

“ya min young, berikan pada ku saja”, ucap temannya sambil menyiku minyoung

“kau tidak mau? Tapi bagaimana? Kau punya hutang denganku MIN YOUNG-SSI”, ucap ku sambil melontarkan senyuman sinis. Dia terkejut. Tanpa menunggu dia mengiyakan permintaanku aku langsung memanggil semua crew untuk ke sini

“hyung, aku sudah mendapatkan seseorang yang akan kita wawancarai disini”, teriak ku. akhirnya dia pasrah. Taping wawancara dimulai.

<3<3

“yobseo?”, aku mengankat telepon dari eomma

“minyoung-ah bisakah kau pergi ke panti untuk mengontrol? Eomma sedang sibuk di toko wine”, ucap eomma di telepon.

“ne arrasso eomma, eomma jangan lupa makan ya siang ya”,

“ne, kamu juga. Eomma tutup teleponnya”. Untung saja hari ini aku tidak ada jadwal kuliah sehingga aku bisa menggatikan eomma di panti. Tapi hari ini aku tidak membawa mobil, aku berjalan sendiri menuju halte bis. Di sepanjang aku berjalan ditrotoar aku sangat tidak nyaman dengan mobil yang berjalan pelan di pinggir jalan yang mengikutiku. Aku menghentikan langkah ku. aku mengetuk jendela mobil tersebut seorang yang mengendarai mobil langsung membukanya dengan wajah yang tenang. Aku hanya bisa menahan kesal dengan menghela napas an meniup poniku

“gikwang-ssi! Kenapa kau mengikuti ku?”, kataku dengan kesal

“hutang mu belum lunas”, ucap gikwang dengan seenaknya. Tanpa basa-basi aku mengeluarkan sejumlah uang dari dompetku

“ini! ini uang ganti celana”, aku memberikan uang kepada gikwang

“mwo? Haha. Aku tidak butuh uangmu”, tegasnya. Sepertinya dia marah

“naik”, lanjutnya sambil mengisyaratkan ku untuk naik ke mobilnya. Apa maksudnya? Apa dia berpikir aku gadis gampangan yang akan mudah begitu saja mengikutinya? Walaupun dia artis terkenal aku tidak semudah itu. Aku melanjutkan langkahku

“min young-ssi, kau tahu restoran cepat saji dekat sini? Tolong antarkan aku. Hutang mu akan lunas!”, teriaknya padaku. Aku semakin geram, ku putuskan untuk naik kemobilnya, aku harap ini untuk pertama dan terakhir kalinya. Di dalam mobil aku hanya diam sambil memandang keluar jendela sehingga suasana menjadi kaku. Aku turun di pinggir jalan tepat di belakangku berdiri sebuah restoran makanan cepat saji seperti fried chicken.

“hutangku lunas. Jangan mengikuti ku lagi”, ucap ku ketus sambil menutup pintu mobilnya

“gomawoyo. Min young-ssi, seharusnya kau harus minta maaf pada ku soal kemarin”.

“ceosunghamnida”, aku sambil membungkukkan badan. Aku kembali berjalan menuju halte dan kali ini jarak halte jadi bertambah jauh.

<3<3<3—gikwang pov—

Ternyata yeoja itu sangat dingin. Aku menemukan sebuah kartu alamat di kursi mobilku yang tadi habis di duduki oleh min young. Di kartu itu tertulis alamat atas nama tempat panti asuhan cinta keluarga. Mataku tertuju ke min young yang sedang berjalan di depan. Setelah aku membeli makanan cepat saji, aku mencari min young dan kudapatinya sedang menunggu bis di halte. Aku membuka kaca jendela mobilku dan bertanya kepada min young

“ibayo, apakah anda tahu alamat panti asuhan cinta keluarga?”, tanya ku menggunakan bahasa yang sangat formal. Dia diam tidak menjawab. Aku bertanya sekali lagi padanya.

“aku tidak tahu. Coesonghamnida ajussi”, jawabnya sambil tersenyum pada ku dan langsung menaiki bis yang ada di belakang mobilku. Mwo? Aku di panggil ajussi? Aissh jinjja, aku benar-benar di buat kesal olehnya. Aku tahu dia pasti pergi kepanti asuhan itu karna mengambil bis dengan arah tujuan panti asuhan. Aku mengikutinya diam-diam, sambil menyetir mobil aku mengingat wawancara ku bersama dia tadi pagi di vearity ku

–flashback—

“min young-ssi, sejak kapan kau menderita insomnia?”, tanyaku sebagai mc

“sejak 6 bulan yang lalu”, jawabnya sambil tersenyum manis ke kamera

“lalu sejak kapan kau bergabung dengan sanggar ini?”,

“kurang lebih 4 bulan yang lalu”,

“apa harapanmu dengan mengikuti latihan yoga ini?”,

“tentu saja harapanku agar aku bisa kembali normal, dan semua beban pikiran ku hilang. Itu saja”,

“min young-ssi, apakah anda punya kata-kata untuk teman-temanmu sesama pengidap penyakit ini?”, tanya aku untuk terakhir kali wawancara.

“kata-kata?…ne! emm..teman-temanku semangat ya! Ada seseorang mengatakan kepadaku, jika kalian merasa putus asa dan ingin melakukan suatu hal yang buruk bagi dirimu, ingatlah orang-orang disekelilingmu yang sangat menyayangimu. Kalian merupakan bintang yang bersinar sepanjang malam baginya, dan kau juga harus selalu ingat, bahwa cinta mereka kepada kita tidak akan pernah tidur”, demikian sepatah kata dari min young untuk sesamanya. Apa yang dia katakan sungguh membuatku hatiku tersentuh.

–flashback end—

Benar saja perkiraanku, min young telah sampai di sebuah panti asuhan anak kecil. Aku tidak tahu untuk apa dia disini. Tapi untung asaja aku punya alasan pergi kesini. Anak-anak disini sepertinya lebih dominan berusia 5 sampai 7 tahun. Mereka menyambut kedatangan min young bak seorang malaikat yang turun dari langit. Aku hanya mengamati mereka dari kejauhan

“noona, bogosipo. Kenapa noona baru kesini?”, tanya seorang anak laki-laki

“mianhaeyo ki jung-ah, noona sibuk kuliah”, jawabnya sambil tersenyum dan mengusap-usap kening anak itu.

“eonni, mana heechul ajussi?”, tanya salah seorang anak perempuan

“ajussi-nya lagi sibuk. Kalian kan bisa melihatnya di tv”. Heechul? Super junior heechul? Ada hubungan apa antara mereka? Kim min young, kim heechul. Apa mereka saudara?

“nugu seyo?” seorang eommanim menepuk pundak ku dari belakang dan mengagetkanku

“ah aku..aku seseorang yang mau menyumbangkan makanan untuk anak-anak di panti ini”, ucap ku pada eommanim “camkamanyo, aku akan mengambil makanan di mobilku”, aku pergi ke mobilku untuk mengambil makanan cepat saji yang kubeli tadi, aku membelinya cukup banyak aku sangat sulit membawanya hanya dengan kedua tanganku.

“biar kubantu anak muda”, eommanim mengambil sebagian kantung plastic makanan, aku berterima kasih.

“eommanim, aku sampai disini saja”, aku menghentikan langkahku

“waeyo? Kau tidak mau mengantarkan makanan ini langsung ke anak-anak?”, tanya eommanim

“aniyo”, aku menjawabnya sambil tersenyum.

“oh, baiklah. Letakkan saja makanannya disitu nanti aku akan kembali mengambilnya”,

“ne”. setelah eommanim masuk dan membawa sebagian makanan kedalam aku langsung bersembunyi di balik pohon.

“min young-ah…”, teriak eommanim memanggil min young

“ne, ada apa eommanim?”,

“ada yang menyumbangkan banyak makanan cepat saji. Kau bantu mengambilnya di halaman ya”,

“makanan cepat saji? Nuguseyo?”, tanya dia kepada eommanim

“aku tidak tahu, dia seorang namja muda tidak menyebutkan namanya, tetapi mungkin ia masih berada diluar. Cepat ambil”, perintah eommanim

“ne”. ku lihat wajah min young sedang menebak siapa yang mengirimkan makanan itu, kalau dia tahu orang itu adalah aku dia pasti akan jengkel. Dia mengambil kantong plastic makanan sambil mencari-cari pengirim makanan itu. Syukurlah kalau dia tidak menyadarinya kalau itu aku. Aku kembali mengamati min young dari kejauhan, dia sedang menyuapi makanan ke salah seorang anak perempuan yang duduk di kursi beroda. Tak henti-hentinya dia menebarkan senyuman manis keanak-anak. Min young benar-benar seperti malaikat. Tapi menurutku dia adalah yeoja aneh, didepanku mengapa dia begitu dingin. Ketika ku melihatnya disini dia berbeda 180 derajat. Dan yeoja aneh itu pun berhasil menarik ku masuk kedalam perasaan yang aneh juga entah apa namanya.

<3<3<3—min young pove—

Aku pergi kedapur untuk pergi menyuci beberapa piring dan gelas kotor. Sambil mencuci aku terus memikirkan siapa pengirim makanan. Apakah dia gikwang-ssi? Tapi kenapa dia tidak memunculkan wajahnya?

“ah nyonya min young, mengapa anda menyuci piring? Nanti kau capek. Biar aku saja”, ajumma myu ki yang tiba-tiba saja muncul mengagetkanku.

“ah ajumma gwenchana. Sebentar lagi juga selesai”. aku melanjutkan cuci piringku, ketika mataku selayang pandang keluar jendela aku melihat ada seseorang sedang asik tidur dibangku bawah pohon sambil mendengarkan iPod

“ajumma mianhaeyo, tolong selesaikan ini ya”, aku langsung memberikan pekerjaanku ke ajumma, ajumma hanya bisa senyum lebar. Aku segera mencuci kedua tangan ku dan pergi ke belakang. Ternyata dugaan ku benar namja yang sedang tidur adalah gikwang-ssi. Dia tertidur. Sinar matahari yang cukup terik tembus dari sela-sela dedaunan menyinari wajahnya. Refleks kedua telapak tanganku mengeblok sinar matahari tersebut.

“wae?”, tiba-tiba dia terbangun dan mengejutkanku. Aku langsung menyembunyikan kedua tanganku.

“anjuseyo”, gikwang merubah posisinya menjadi duduk dan menyuruhku untuk duduk

“kenapa? Kenapa kau memblog wajahku?”, tanya gikwang kepada ku yang membuatku cukup malu dan dia hanya tersenyum meledek

“kau yang menyumbangkan makanan kan?”, aku mengalihkan pembicaraan

“emm ye. Wae?”,

“kau tahu dari mana tempat ini?”, tanyaku penasaran

“aku sering kesini membawa makanan”, jawabnya bohong.

“bohong. Gikwang-ssi, kau tidak ingat di halte kau menanyakan alamat panti asuhan ini?”,

“ah ya aku baru ingat. Berarti kau juga ingat kalau di halte tadi kau memanggilku apa kan?”, dia tertawa bukan karena lucu tapi kesal. Aku diam memalingkan mata.

“oke, lain aku akan memanggilmu ajuma. Minyoung-ssi, kim heechul adalah oppa mu apa benar?”, tanya dia dengan penasaran

“bagaimana kau tahu?”,

“ah dugaanku benar”, kemudian dia tertawa kecil, aku merasa tidak nyaman di dekatnya

“kau tidak ada jadwal? Menagapa kau mengikutiku?”, tanya ku bermaksud untuk mengusirnya pergi secara halus

“aku tidak ada jadwal sampai mala mini. Aku kosong malam ini. Waeyo?”, jawabnya dengan mata ber-innocent. Apa itu “aku kosong malam ini”? Ah sudahlah aku tidak mau lagi menanggapinya. Aku pergi

“kau mau kemana? Aku minta nomor telepon!”, teriaknya menghentikan langkah ku

“mwo? Nomor telepon? Gikwang-ssi kau ini orang asing bagiku apa kau tidak menggapku orang asing juga? Untuk apa orang asing meminta nomor telepon?”, aku tiba-tiba nyerocos seperti air

“ya ya ya! Hahahaha”, tiba-tiba dia tertawa dengan sangat keras “ya, aku minta nomor telepon panti asuhan ini! hahah”, lanjutnya. Wajahku langsung berubah menjadi merah karena malu, malunya setengah mati. Rasanya aku sangat ingin diculik alien untuk pergi keluar angkasa saat ini juga. Aku harus tenang aku harus tenang, aku mencoba mensugesti diri sendiri

“ya! Sekarang wajah mu memerah! Hahaha.”, tertawanya tambah jadi, puas sekali dia menertawaiku. Dengan kesal aku langsung merebut handphone yang ada ditangannya.

“hey kau mau buat apa? Itu iPod ku! handphone ku disini”, dia terlihat menahan ketawanya dengan berat. Dan cukup min young-ah, sudah cukup kau mempermalukan diri sendiri. Aku mengembalikan iPodnya dan mengambil handphonenya

“sudah kusimpan panti asuhan cinta bunda. Cukup?”, aku langsung berlari dan kemudian aku mendengar tawanya yang langsung meledak.

“min young-ssi aku akan menjadi penyumbang tetap panti asuhan ini”, teriaknya padaku.

Leave a comment